Sungguh Arogan Anak Kades Klapanunggal Lakukan Pemukulan Terhadap Salah Satu Warganya

KABOGOR.WEB.ID

BOGOR - Desa Klapanunggal kembali menjadi sorotan publik setelah rentetan peristiwa bernuansa negatif terjadi di wilayah tersebut. Setelah sebelumnya mencuat dugaan pungutan liar (pungli) terkait Tunjangan Hari Raya (THR) dan program PTSL yang menyeret nama Kepala Desa, kini muncul dugaan pemukulan yang dilakukan oleh anak Kepala Desa Klapanunggal terhadap salah satu warganya.

Dalam sebuah video yang viral di media sosial Instagram, terlihat seorang remaja yang diduga kuat merupakan anak Kepala Desa Klapanunggal menghampiri dan memarahi remaja lain. Aksi tersebut dipicu oleh komentar yang dianggap mencoreng nama baik ayahnya. Tak hanya memarahi, dalam video itu juga tampak aksi pemukulan yang dilakukan oleh anak sang kades.

Tindakan kasar dan arogansi yang ditampilkan dalam video tersebut menuai kecaman keras dari masyarakat. "Mentang-mentang anak pejabat, jadi merasa bisa berbuat semaunya seolah kebal hukum," ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Senada dengan itu, seorang aktivis LSM berinisial Sp mengatakan, "Kemarin, saat Bapaknya diduga melakukan pungli THR pun tidak ada sanksi apa-apa. Jadi mungkin anaknya merasa kebal hukum juga."

Menurut informasi yang beredar dari salah satu media lokal, korban pemukulan telah melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian melalui kuasa hukumnya. Warga berharap ada tindakan tegas dari aparat penegak hukum demi memberikan efek jera, baik kepada pelaku pemukulan maupun kepada Kepala Desa jika terbukti bersalah dalam kasus dugaan pungli sebelumnya.

"Kami heran, bahkan pernyataan Gubernur yang menyamakan tindakan Kepala Desa Klapanunggal dengan preman Cikiwul pun seolah tidak berpengaruh. Tidak ada sanksi hingga saat ini," tambah warga lain yang merasa ada ketidakadilan dalam penegakan hukum.

Masyarakat berharap, peristiwa ini menjadi momentum bagi aparat dan pemerintah untuk menunjukkan keberpihakan kepada hukum yang adil dan tidak tebang pilih. Siapapun pelakunya, baik preman jalanan maupun pejabat desa dan keluarganya, seharusnya mendapat perlakuan yang sama di hadapan hukum. ( Dega )